Minggu, 23 Desember 2012

Makalah Akuntansi - Prinsip – Prinsip Dasar Akuntansi Dalam Pencatatan Transaksi


Prinsip – Prinsip Dasar Akuntansi
Dalam Pencatatan Transaksi

BAB I
PENDAHULUAN
·      Latar Belakang
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode tertentu dimana dibuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu, periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran.
Selisihnya antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berkutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan laporan keuangan periode itu.
IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Penjelasan tentang kelangsungan usaha dapat dilihat pada penjelasan dari kontinuitas usaha.

·      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dasar akuntansi?
2.      Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip dasar akuntansi dalam pencatatan transaksi?

·      Tujuan Masalah
1.      Menjelaskan maksud prinsip-prinsip dasar akuntansi yang diterima umum.
2.      Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar akuntansi dalam pencatatan transaksi.


BAB II
PEMBAHASAN

·           Prinsip–prinsip akuntansi yang diterima umum (Generally accepted accounting principles – GAAP) adalah standar yang menentukan sumber prinsip akuntansi dan kerangka kerja pemilihan prinsip yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
·           Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi dalam pencatatan transaksi yaitu:
o   Prinsip Biaya Historis
o   Prinsip Pengakuan dan Pendapatan
o   Prinsip Penandingan
o   Prinsip Konsistensi
o   Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip Biaya Historis,  prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Walaupun tedapat kesulitan sampai saat ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling objektif. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya untuk mengukur tren historis. Akan tetapi, informasi nilai wajar mungkin lebih berguna bagi jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta dalam industri tertentu. Sebagai contoh, perusahaan melaporkan banyak instrumen keuangan, termasuk derivatif, pada nilai wajarnya, dan persediaan pada yang terendah anatara harga pasar atau biaya. Industri tertentu, seperti Brokerage Houses dan Reksadana, menyusun laporan keuangan dasarnya atas dasar nilai wajar.

Prinsip Pengakuan Pendapatan, istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, dimana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba, penjualan aktiva dal lain-lain. Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang dan jasa. Pendapatan dikatakan telah direalisasi jka produk, barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya yang signifikan
Namun ada sejumlah pengecualian untuk aturan ini, antara lain (1) Selama Produksi: pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai diperbolehkan untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. (2) Akhir Produksi: pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau aktiva lainnya dapat dijual dalam pasar dengan harga tertentu tanpa biaya tambahan yang signifikan. (3) Penerimaan Kas: merupakan dasar pengakuan pendapatan lainnya. Hal ini digunakan apabila tidak dimungkinkan untuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan karena ketidakpastian penagihan.

Prinsip Penandingan, yang dimaksud dengan prinsip penandingan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena  biaya tersebut. Ini berguna untuk menentukan besar penghasilan bersih setiap periode. Kesulitan prinsip ini, contoh: biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya. Biaya pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
1. biaya produk
2. biaya periode
Contoh biaya produk : Bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang melekat pada produk.
Contoh biaya periode: gaji pejabat dan biaya administratif lainnya yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Pada biaya periode tidak memiliki hubungan langsung antara biaya dan pendapatan. Sedangkan biaya produk memiliki hubungan langsung antara biaya dan pendapatan.
Prinsip Konsistensi, bertujuan agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Prinsip Pengungkapan Penuh, yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan penuh adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam suatu periode dan juga saldo-saldo dari rekening tertentu. Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah memengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor. Prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi atau substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan. Tetapi, pengungkapan penuh adalah konsepsi terbuka yang masih meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab atau terbuka terhadap interpretasi yang berbeda.
Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam salah satu tempat berikut: (1) dalam bagian utama laporan keuangan, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik. (2) catatan atas laporan keuangan. Bertujuan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. (3) Informasi suplementer, dapat mencangkup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang berbeda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi ini dapat berupa informasi kuantitatif yang sangat relevan tetapi reliabilitasnya rendah.



BAB III
PENUTUP
·      Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita sampaikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam akuntansi, terdapat empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi, yaitu: prinsip biaya historis, prinsip pengakuan pendapatan, prinsip penandingan, dan prinsip pengungkapan penuh.
Hingga saat ini, prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) adalah prinsip biaya historis, sebagai dasar penilaian yang utama. Namun pencatatan dan pelaporan informasi nilai wajar semakin meningkat dan memperbolehkan dasar penilaian lainnya.
Pendapatan dicatat pada periode ketika pendapatan itu direalisasikan dan dihasilkan. Tetapi, terkadang terdapat beberapa keadaan yang mengharuskan pemakaian metode persentase-penyelesaian, metode akhir produksi atau pendekatan penerimaan kas.
Setiap prinsip yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal pencatatan transaksi, serta digunakan pada situasi dan kondisi tertentu dari perusahaan atau instansi yang terkait. Untuk memudahkan para investor, manajer maupun kreditor mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

·      Saran
 Dengan seiringnya waktu, pengetahuan maupun aplikasi dalam prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi semakin berkembang. Seperti FASB (Financial Accounting Standard Board) saat ini mendukung penggunaan pengukuran nilai wajar dalam laporan keuangan. Mereka percaya bahwa nilai wajar lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan nilaai historis. Maka dari itu, sebagai calon akuntan, kita tidak boleh buta terhadap perkembangan sistem maupun pengetahuan akuntansi yang sering berubah-ubah sesuai perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donald E., 2007, “Akuntansi Intermediate”, 12th edition, Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar