Prinsip – Prinsip Dasar Akuntansi
Dalam
Pencatatan Transaksi
BAB
I
PENDAHULUAN
·
Latar
Belakang
Kegiatan perusahaan berjalan
terus dari periode satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang
berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam
periode tertentu dimana dibuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini harus
dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh
karena itu, periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi yang
mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran.
Selisihnya antara jumlah yang
ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan
diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak cukup
berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berkutnya maka akan
dilakukan penyesuaian terhadap laporan laporan keuangan periode itu.
IAI (2002) menyatakan bahwa
asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan
kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat
terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan,
bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Penjelasan tentang kelangsungan
usaha dapat dilihat pada penjelasan dari kontinuitas usaha.
·
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dasar akuntansi?
2. Apa
saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip dasar akuntansi dalam pencatatan
transaksi?
·
Tujuan Masalah
1. Menjelaskan
maksud prinsip-prinsip dasar akuntansi yang diterima umum.
2. Menyebutkan
dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar akuntansi dalam pencatatan transaksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
·
Prinsip–prinsip
akuntansi yang diterima umum (Generally accepted accounting principles – GAAP)
adalah standar yang menentukan sumber prinsip akuntansi dan kerangka kerja
pemilihan prinsip yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
·
Prinsip-prinsip
Dasar Akuntansi dalam pencatatan transaksi yaitu:
o Prinsip
Biaya Historis
o Prinsip
Pengakuan dan Pendapatan
o Prinsip
Penandingan
o Prinsip
Konsistensi
o Prinsip
Pengungkapan Penuh
Prinsip
Biaya Historis, prinsip ini menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan
harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak
yang tersangkut dalam transaksi. Walaupun tedapat kesulitan sampai saat ini
prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini
dianggap paling objektif. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih
menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya
untuk mengukur tren historis. Akan tetapi, informasi nilai wajar mungkin lebih
berguna bagi jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta dalam industri tertentu.
Sebagai contoh, perusahaan melaporkan banyak instrumen keuangan, termasuk
derivatif, pada nilai wajarnya, dan persediaan pada yang terendah anatara harga
pasar atau biaya. Industri tertentu, seperti Brokerage Houses dan Reksadana,
menyusun laporan keuangan dasarnya atas dasar nilai wajar.
Prinsip
Pengakuan Pendapatan, istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan
istilah yang luas, dimana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga,
sewa, laba, penjualan aktiva dal lain-lain. Biasanya pendapatan diakui pada
saat terjadinya penjualan barang dan jasa. Pendapatan dikatakan telah direalisasi
jka produk, barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas
atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang
diterima atau dipegang dapat segera dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual
atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan
mudah tanpa biaya yang signifikan
Namun ada sejumlah pengecualian untuk aturan ini,
antara lain (1) Selama Produksi: pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai
diperbolehkan untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. (2)
Akhir Produksi: pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi berakhir tetapi
sebelum penjualan terjadi. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau aktiva
lainnya dapat dijual dalam pasar dengan harga tertentu tanpa biaya tambahan
yang signifikan. (3) Penerimaan Kas: merupakan dasar pengakuan pendapatan
lainnya. Hal ini digunakan apabila tidak dimungkinkan untuk menentukan angka
pendapatan pada saat penjualan karena ketidakpastian penagihan.
Prinsip
Penandingan, yang
dimaksud dengan prinsip penandingan adalah mempertemukan biaya dengan
pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Ini berguna untuk
menentukan besar penghasilan bersih setiap periode. Kesulitan prinsip ini,
contoh: biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan
perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu
dalam pembebanan biaya. Biaya pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua
kelompok:
1. biaya produk
2. biaya periode
Contoh biaya
produk : Bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang melekat pada produk.
Contoh biaya
periode: gaji pejabat dan biaya administratif lainnya yang terjadi selama
periode yang bersangkutan. Pada biaya periode tidak memiliki hubungan langsung
antara biaya dan pendapatan. Sedangkan biaya produk memiliki hubungan langsung
antara biaya dan pendapatan.
Prinsip Konsistensi,
bertujuan agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara
suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan
selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Prinsip
Pengungkapan Penuh, yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan penuh
adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena
informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam
suatu periode dan juga saldo-saldo dari rekening tertentu. Pengungkapan
penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun
untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah
memengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi
yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor.
Prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi atau
substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor yang akan dihilangkan atau
disembunyikan. Tetapi, pengungkapan penuh adalah konsepsi terbuka yang masih
meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab atau terbuka terhadap
interpretasi yang berbeda.
Informasi
tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam
salah satu tempat berikut: (1) dalam bagian utama laporan keuangan, yang
terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas
pemilik. (2) catatan atas laporan keuangan. Bertujuan untuk memperkuat atau
memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. (3)
Informasi suplementer, dapat mencangkup rincian atau jumlah yang merupakan
perspektif yang berbeda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi ini
dapat berupa informasi kuantitatif yang sangat relevan tetapi reliabilitasnya
rendah.
BAB III
PENUTUP
· Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita sampaikan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam akuntansi, terdapat empat prinsip dasar akuntansi yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi, yaitu: prinsip biaya historis,
prinsip pengakuan pendapatan, prinsip penandingan, dan prinsip pengungkapan
penuh.
Hingga saat ini, prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP)
adalah prinsip biaya historis, sebagai dasar penilaian yang utama. Namun
pencatatan dan pelaporan informasi nilai wajar semakin meningkat dan
memperbolehkan dasar penilaian lainnya.
Pendapatan dicatat pada periode ketika pendapatan itu
direalisasikan dan dihasilkan. Tetapi, terkadang terdapat beberapa keadaan yang
mengharuskan pemakaian metode persentase-penyelesaian, metode akhir produksi
atau pendekatan penerimaan kas.
Setiap prinsip yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dalam hal pencatatan transaksi, serta digunakan pada situasi dan
kondisi tertentu dari perusahaan atau instansi yang terkait. Untuk memudahkan
para investor, manajer maupun kreditor mengetahui keadaan keuangan perusahaan
yang bersangkutan.
· Saran
Dengan seiringnya waktu,
pengetahuan maupun aplikasi dalam prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk
mencatat transaksi yang terjadi semakin berkembang. Seperti FASB (Financial
Accounting Standard Board) saat ini mendukung penggunaan pengukuran nilai wajar
dalam laporan keuangan. Mereka percaya bahwa nilai wajar lebih relevan bagi
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan nilaai historis. Maka dari itu,
sebagai calon akuntan, kita tidak boleh buta terhadap perkembangan sistem
maupun pengetahuan akuntansi yang sering berubah-ubah sesuai perkembangan
zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Kieso,
Donald E., 2007, “Akuntansi Intermediate”, 12th edition, Erlangga,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar